Top Menu

Curug Hujan Desa Rindu Hati

Air Terjun Curug Hujan. Foto: Komi Kendy
CURUG Hujan secara administratif terletak di Desa Rindu Hati, Kecamatan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah. Air tempat tersebut berasal dari aliran anak Sungai Rindu Hati, nama yang serupa dengan desanya.
Dari namanya, curug merupakan sebutan untuk air terjun. Sementara itu, kata hujan ditambahkan warga karena konon saat hujan air terjunnya lebih indah.
Curug hujan, memang tidak terlalu tinggi. Hanya sekitar 15 meter. Namun hal itu sama sekali tidak mengurangi keindahan dan nuansa alami yang biasa dicari-cari pengunjung dari perkotaan. Sambil menikmati udara segar, pengunjung bisa berenang atau sekadar bermain air.
Air Terjun Curug Hujan. Foto: Komi Kendy


Kolam yang ada di bawah air terjun tidak terlalu dalam, hanya sepinggang orang dewasa. Selain itu, karena di bagian hulu hanya ada perkebunan warga yang jarang ditunggu, air Curug Hujan masih sangat bersih dan terasa dingin. Konon, bagi pengunjung yang pernah mandi di aliran sungai dekat air terjun itu, mereka akan terkenang atau rindu untuk kembali mandi lagi ke tempat tersebut.
Jika ingin ke air terjun ini, jalan masuknya menuju desa terdekat masuk ke gang yang tak jauh dari SMAN 2 Bengkulu Tengah. Gangnya berada di sebelah kanan ruas jalan lintas Bengkulu Tengah-Kepahiang. Sekitar dua kilometer akan bertemu dengan SDN 4 Benteng. Jalan menuju air terjun melewati gang yang berada di samping SD itu. Dari simpang SD jalan kaki menuju air terjun ini sekitar 500 meter melintasi kebun kopi dan sengon milik warga.
Gang SDN 4 ini menjadi lokasi masuk menuju air terjun. Foto: Komi Kendy

Sebelum menuju air terjun, alangkah baiknya jika berpamitan dengan kepala desa setempat. Pasalnya objek wisata yang satu ini memang masih belum begitu banyak diketahui. Dengan berpamitan dengan kepala desa, bagi yang belum hapal jalan bisa dibantu guide dari warga setempat. Selain itu tentu saja berpamitan ini sebagai salah satu bagian dari tata krama berkunjung ke daerah orang.
BArisan rumah warga Desa Rindu Hati.Foto: Komi Kendy
Masih Alami
Mengunjungi Desa Rindu Hati bukan saja hanya tertuju pada air terjunnya saja. Tapi juga dengan suasana desanya. Di sana, rumah-rumah warga sebagian besar masih rumah panggung. Rumah warga berjajar rapi mengikuti ruas jalan utama. Asyiknya, di bagian belakang sebagian rumah warga ada sawah terhampar luas berkelang anak sungai nan jernih.
Diantara banyak rumah warga, jika berkunjung ke Desa Rindu Hati kita akan menemukan satu rumah yang paling mencolok. Yakni rumah dengan bentuk bangunan rumah gadang.
Rumah warga dengan arsitektur rumah adat Minang, rumah gadang.Foto: Komi Kendy
Mitos Putri Perindu
Jika berjalan-jalan ke suatu kawasan wisata, rasanya kurang lengkap jika tak mengenal kearifan lokal yang berkembang. Konon, air terjun ini memiliki aura perindu karena di sana ada Putri Dayang Perindu yang pernah terlihat oleh warga. Putri tersebut adalah anak leluhur Desa Rindu Hati.
Putri Dayang Perindu ini dulunya memiliki minyak perindu yang wadahnya diletakkan di atas sanggul. Kemudian, tempat minyak perindu itu pecah saat sang putri mandi serta tumpah di sepanjang rambut dan tidak habis-habis. Hingga kini, dipercaya minyak perindu dari rambut putri yang kerap terlihat mandi di Curug Hujan menetes di kolam yang juga biasa dipakai mandi oleh pengunjung. Karena itulah, bila mandi di sana, rasanya rindu ingin kembali lagi.
Putri Dayang Perindu dikenal sebagai sahabat Putri Gading Cempaka, putri raja dari Kerajaan Sungai Serut yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Bengkulu. Ia digambarkan sebagai perempuan cantik yang kemudian dirindukan warga setempat karena hilang bak ditelan bumi.
Keceriaan anak-anak desa setempat menyambut orang dari luar desa yang datang berkunjung. Foto: Komi Kendy
Kepala Desa Rindu Hati Sutan Muklis membenarkan kisah itu ada di kampungnya sejak lama dan diceritakan kepada anak-anak secara turun-temurun. Bahkan, Desa Rindu Hati dikenal sebagai desa tua di tanah Bengkulu karena Kerajaan Sungai Serut juga pernah berada di kawasan sana.

’’Biarpun tidak ramai seperti tempat-tempat wisata lainnya, banyak pengunjung yang datang sengaja untuk mengulang mandi. Tidak hanya dari Bengkulu, tapi banyak juga yang berasal dari luar Bengkulu. Ada juga yang membersihkan aura-aura kotor dari dalam diri. Tapi, bagi yang percaya saja,’’ kata Muklis yang merupakan keturunan ketujuh leluhur Rindu Hati dari silsilah Tuanku Menggoyang Alam atau disebut Tuanku Gagok, bangsawan di tanah tersebut. (ken)

Posting Komentar

Designed by OddThemes | Distributed By Gooyaabi Templates